Pemberdayaan Komunitas

 


~studi awal rambanan


 Pada awal kegiatan pembelajaran sosiologi kita membahas tentang tahapan pemberdayaan komunitas yaitu diberi polybag dan bibit rambanan oleh BPK Suhadi untuk disemai dirumah, setelah tumbuh  kemudian di bawa ke sekolah untuk tahapan festival rambanan. Saya mendapatkan 5 jenis bibit rambanan untuk disemai dirumah. Dan beberapa polybag untuk menanam rambanan. Kami juga diberi penjelasan oleh BPK Suhadi tentang cara penanaman bibit rambanan tersebut. Sebelumnya kita juga membawa Blotong untuk penanaman disekolah, Blotong tersebut dicampur dengan sekam padi dan tanah, kemudian disiram dengan menggunakan campuran air kelapa air kunir dan laos. Rambanan yang saya tanam ternyata tidak tumbuh semua, ada beberapa rambanan yang mati. Setelah ada sekita 8 rambanan yang tumbuh kemudian di bawa kesekolah. Kebanyakan rambanan yang tumbuh yaitu jenis rambanan Pete. Rencana festival rambanan itu gagal karena yang mengumpulkan rambanan tidak sesuai dengan ekspektasi. 



Foto bibit rambanan

 Kemudian setelah festival rambanan gagal, kita ganti program yaitu membahas tentang pemberdayaan komunitas, dengan berkunjung ke kandang peternak kambing. Sebelum melakukan wawancara dipeternak kambing kami diberi panduan oleh bpk Suhadi tentang wawancara peternak kambing. Kami mengunjungi peternak kambing pada tanggal 13 November 2022, di rumah BPK jaelani, bpk jaelani adalah peternak kambing sekaligus juga pedagang kambing. Kami kerumah peternak kambing disambut ramah oleh istrinya pak Jaelani yang bernama Bu nursiyah, karena BPK jaelani ada kepentingan dan tidak ada dirumah. Kami melihat lihat kandang kambing, jenis" rambanan dan kandang kambing tersebut. Kami mefoto dan memvidio keadaan sekitar kandang dan jenis kambingnya. Kami mewawancarai Bu nursiyah karena ibu ini istri peternak kambing ibu nursiyah ini sedikit tahu tentang cara merawat kambing ternakannya. Kambing yang dimiliki peternak itu sangat banyak ada 12 kambing dewasa dan 4 kambing yang masih kecil. Kambing kambing tersebut dibuatkan kandang panggung, dan tempat makanannya dibuat tempat berbentuk persegi panjang. Kambing kambing yang saya kira lihat diberi makanan rambanan Pete. Kami mewawancarai ibu ini dan memvidio.

  Setelah beberapa Minggu atau sekitar 4 Minggu bibit yang sudah di tanam dibawa kesekolah untuk pengumpulan. Rencananya rambanan itu akan dibuat festival tetapi gagal karena yang mengumpulkan tidak sesuai dengan ekspektasi.


Foto kandang peternak kambing


~Pemberdayaan Komunitas di desa Dadapan.

  Setelah dua program yang direncanakan tidak berjalan dengan lancar BPK Suhadi merencanakan lagi program pemberdayaan komunitas penanaman alpukat di desa Dadapan. Pertama kami di beri artikel tentang penelitian di desa Dadapan. Kami disuruh membaca oleh BPK Suhadi kemudian juga disuruh berkelompok minimal 5 orang. Setelah membaca kami diminta untuk mengamati potensi yang dimiliki desa Dadapan tersebut. Setelah itu dibuat makalah, makalah ini juga dipandu penyusunannya oleh Bpk Suhadi. Kita disuruh iuran 20 ribu untuk dikelola oleh kelas, uang itu digunakan untuk menyewa bus. Dan beberapa hari setelah itu kami melakukan penelitian ke desa Dadapan tersebut, tepatnya pada tanggal 31 Januari 2023. Kami disuruh membawa bambu yang ukurannya sekitar setengah cm, dan membawa bibit untuk dibawa untuk oleh" ke desa Dadapan. Kebetulan kelompok saya membawa bibit jagung untuk dibawa. Kami berangkat dari sekolah pukul 08.00, sebelum berangkat kami mendapatkan panduan dari bapak Suhadi. Kami mendapatkan pembekalan mengenai apa saja yang akan dilakukan di desa tersebut. Setelah itu kami berangkat bersama sama dengan kelas yang lain naik bus. Kami berangkat lewat sedan. Beberapa menit setelah itu kami tiba di desa tujuan yaitu desa Dadapan. Karena tidak tau tempatnya, kita jalan kaki menuju lokasi sendang ayu yaitu tempat penanaman biji alpukat. Setelah kami tiba kami mendapatkan sesarehan oleh bapak suhadi, bapak kepala sekolah, dan kepala desa Dadapan tersebut. Setelah itu kemudian penyerahan oleh oleh berupa bibit yang dibawa oleh para siswa. Kamudian kami diajak untuk menanam alpukat di sawah, pertama Tama kami mengambil sekam yang sudah di bakar dan mengambil alpukat yang sudah tumbuh dan siap untuk ditanam. Kami menanam alpukat, kelompok kami menanam alpukat dua tanaman, setalah itu kami kembali ketempat untuk makan bersama, setelah makan kami mewawancarai pengelola desa untuk menanyakan potensi yang dimiliki desa tersebut. Setelaah beberapa saat mewawancarai kita kembali ke bus untuk pulang. Kita pulang lewat jalan pegunungan dan jalannya sangat berkelok kelok nanjak dan menakutkan. Tetapi jalannya lebih dekat daripada lewat sedan. Beberapa saat sesudah melewati jalan itu kami  tiba di disekolahan, setalah sampai disekolah kita kembali pulang kerumah masing-masing.



 Foto saat menanam 





        




Penulis.

Nama= Dwi Kurniati

Klas.  = XII IPS 4

No.    =12







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pedoman Pengamatan dan Pertanyaan Pengaruh Pengaruh Wisata Pantai Karang jahe Dalam Perubahan Sosial desa PunjulHarjo.

Mengidentifikasi masalah masalah yang ada di pasar tradisional pamotan.

Hubungan Rempah dengan Integrasi Sosial.